Senin, 20 Juni 2011

MANUSIA DAN LINGKUNGAN

MATERI KE EMPAT BELAS

MANUSIA DAN LINGKUNGAN

Pengertian Manusia dan Lingkungan
Manusia
adalah makhluk ciptaan Tuhan dengan segala fungsi dan potensinya yang tunduk kepada aturan-aturan Tuhan.
Sedangkan lingkungan merupakan suatu media dimana makhluk hidup tinggal, mencari penghidupan, dan memiliki karakter serta fungsi yang khas.
Relasi manusia dan lingkungan adalah hubungan timbal balik dan simbiotik mutualisme. Hal ini dikarenakan manusia hidup di lingkungan alam dan lingkungan alam pun membutuhkan manusia utuk melestarikannya.
Di dalam konsep Islam, terdapat dua fungsi manusia dalam kehidupannya. Pertama, adalah sebagai ‘abdun atau hamba Allah. Kedua, adalah sebagai khalifah atau wakil Allah di bumi. Oleh karena itu, tugasnya hanya menyembah kepada-Nya dan berpasrah diri kepada-Nya. Tetapi sebagai khalifatullah, manusia diberi fungsi sangat besar, karena Allah Maha Besar maka manusia sebagai wakil-Nya di muka bumi memiliki tanggung jawab dan otoritas yang sangat besar.

Predikat atau fungsi manusia yang pertama adalah sebagai ‘abdullah (hamba Allah), seperti tertuang dalam Surat Adz-Dzariat ayat 56,

Artinya: “Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan untuk menyembah kepadaku.” (Q.S Adz Zariyat : 56)

Sedangkan fungsi manusia yang ke-2, bahwa manusia diciptakan Allah sebagai khalifah di muka bumi. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 30,
Artinya: “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”.” (Q.S Al Baqarah : 30)
Pada dasarnya, akhlak yang diajarkan Al-Qur’an terhadap lingkungan bersumber dari fungi manusia sebagai khalifah. Kekhalifahan menuntut adanya interaksi antara manusia dengan sesamanya dan manusia terhadap alam. Kekhalifahan mengandung arti pengayoman, pemeliharaan, serta pembimbingan, agar setiap makhluk mencapai tujuan penciptaannya. Dalam pandangan akhlak Islam, seseorang tidak dibenarkan mengambil buah sebelum matang, atau memetik bunga sebelum mekar, karena hal ini berarti tidak memberi kesempatan kepada makhluk untuk mencapai tujuan penciptaannya.

DAMPAK NEGATIF PENYALAHGUNAAN IPTEK

MATERI KE TIGA BELAS

DAMPAK NEGATIF PENYALAHGUNAAN IPTEK
Kemajuan IPTEK di satu sisi dapat membantu atau mempermudah kinerja manusia dalam menjalankan usaha atau kreativitas dan aktivitas. Akan tetapi di sisi lain dengan kemajuan dan perkembangan IPTEK dapat menghancurkan moral atau akhlak manusia, karena manusia tidak bisa mengambil nilai manfaat dari teknologi yang digunakan atau manusia menyalahgunakan IPTEK itu untuk kepentingan hasrat sesaat.
Beberapa dampak negatif yang telah muncul antara lain dalam bidang:
1. Informatika

Kemajuan teknologi komputer dan informasi faktanya membuat dunia kejahatan makin canggih. Praktek- praktek pencurian melalui jaringan komputer dan internet, seperti pembobolan bank, penipuan transaksi dagang via internet, bahkan pembocoran rahasia sebuah institusi atau negara juga sering terjadi.
Selain itu, kemajuan informatika ini bisa merusak moral anak bangsa dengan maraknya pornografi (foto atau vidio) yang secara mudah dapat diunduh dari internet. Pencemaran nama baik juga kerap terjadi, baik melalui jejaring sosial (seperti facebook, twitter, dsb) atau melalui rekayasa komputer.

2. Persenjataan

Senjata yang canggih dan modern (seperti uranium dan nuklir) dapat menimbulkan kerusakan yang lebih parah ketimbang senjata konvensional. Hal ini juga bisa membuat suatu negara merasa sangat kuat dan ingin menguasai negara lain. Selain itu, senjata canggih juga bisa memicu persaingan dan pada tingkat tertentu bisa menyulut terjadinya perang.

3. Biologi

Sebagaimana kita ketahui bahwa perkembangan biologi molekuler melahirkan adanya rekayasa genetika, seperti kloning dan bayi tabung. Di satu sisi, penemuan tersebut tentu memberikan manfaat bagi manusia. Namun di sisi lain, perkembangan tersebut menyebabkan jatuhnya martabat manusia ke tingkat yang paling rendah.

4. Lingkungan Hidup

Akibat maraknya industri, polusi yang tidak terkendali, eksploitasi alam yang tidak bertanggung jawab, serta pembangunan reaktor nuklir di tempat yang tidak tepat, kerusakan lingkungan yang terjadi kini sudah melewati batas kewajaran. Jika dibiarkan terus menerus, maka hal tersebut tidak hanya mengancam kelangsungan hidup manusia tetapi juga membantu mempercepat kehancuran dunia.

"Pengaruh Perkembangan IPTEK Terhadap Pola Kemasyarakatan Alienasi"
Alienasi (keterasingan manusia) adalah suatu kondisi psikologis seorang individu yang dinafasi oleh kesadaran semu tentang misteri keabadian, termasuk keberadaan Tuhan serta dirinya sendiri sebagai individu serta komunitas.
Perkembangan IPTEK yang semakin pesat dan cenderung meniru budaya barat bisa jadi menciptakan sebuah alienasi budaya. Orang merasa asing dengan budayanya sendiri. Kaum muda tidak lagi at home dengan kebudayaan yang telah membentuk identitas sosialnya.
Perkembangan teknologi yang melanda hidup manusia harus dikuasai pemanfaatannya. Jangan sampai perkenbangan media menjadikan manusia sebagai objek, menyeret dan memaksanya pada model kehidupan yang menyimpang.

SAINS DAN TEKNOLOGI

MATERI KE DUA BELAS

SAINS DAN TEKNOLOGI

Sains dan teknologi dapat berkembang melalui penemuan (discovery), penciptaan (invention), melalui berbagai bentuk inovasi dan rekayasa.
Kegunaan IPTEK bagi manusia sangat tergantung dari nilai, moral, norma, dan hukum yang mendasarinya. IPTEK tanpa nilai sangat berbahaya dan manusia tanpa IPTEK mencerminkan keterbelakangan.

Pengertian Sains Dan Teknologi
Sains adalah ilmu pengetahuan yang teratur (sistematis) yang dapat diuji kebenarannya sesuai realita.
Teknologi merupakan keterampilan manusia menggunakan sumber daya alam untuk memecahkan suatu masalah yang dihadapinya dalam kehidupan.

Makna Sains, Teknologi, dan Seni Bagi Manusia
Perkembangan Teknologi
Perkembangan IPTEK dapat mendatangkan kemakmuran materi. Dengan menggunakan cabang-cabang ilmu pengetahuan baru, kita dapat memperoleh hasil.
Iptek dan Nilai
Perkembangan iptek bergerak cepat, sehingga perlu ditanggapi dan dipersiapkan dalam menghadapinya sesuai kebutuhan pembangunan. Teknologi dapat membawa bencana, sebaliknya juga telah terbukti bahwa bagi mereka yang dapat memanfaatkannya, teknologi tersebut dapat menolong mereka dalam meningkatkan kesejahteraan hidupnya.

Manusia Sebagai Subjek dan Objek IPTEK
Dengan adanya kemajuan ilmu teknologi, manusia bisa menciptakan perlengkapan yang canggih untuk berbagai kegiatan sehingga dalam kegiatan kehidupannya tersedia berbagai kemudahan.

Makna dan Nilai IPTEK
Makna IPTEK
Perkembangan teknologi dapat menghasilkan kemakmuran bagi masyarakat. Sifat ketidakpuasan manusia mendorong kemajuan teknologi digunakan untuk memudahkan kehidupan manusia
Nilai IPTEK
IPTEK dikembangkan sesuai kebutuhan. Perkembangan iptek harus mampu menyesuaikan nilai yang dianut suatu masyarakat.

Tingkatan Teknologi berdasarkan penerapannya dapat dibagi menjadi:
1. Teknologi Tinggi (Hi-Tech)
Suatu jenis teknologi mutakhir yang dikembangkan dari hasil penerapan ilmu pengetahuan terbaru.
Contoh: komputer, laser, bioteknologi, satelit komunikasi, dsb.
Ciri-ciri teknologi ini adalah padat modal, didukung fasilitas riset dan pengembangannya, biaya perawatan tinggi, keterampilan operatornya tinggi dan masyarakat penggunanya ilmiah.
2. Teknologi Madya
Suatu jenis teknologi yang dapat dikembangkan dan didukung masyarakat yang lebih sederhana dan dapat digunakan dengan biaya dan kegunaan yang paling menguntungkan.
Ciri teknologi madya adalah :
Tidak memerlukan modal yang terlalu besar dan tidak memerlukan pengetahuan baru.
Penerapannya bersifat setengah paadat modal dan padat karya.
Unsur-unsur yang mendukung industrinya biasanya dapat diperoleh di dalam negeri dan keterampilan pekerjanya tidak terlalu tinggi.
3. Teknologi Tepat Guna
Teknologi ini dicirikan dengan skala modal kecil, peralatan yang digunakan sederhana dan pelaksanaannya bersifat padat karya. Biasanya dilakukan di negara-negara berkembang, karena dapat membantu perekonomian pedesaan, mengurangi urbanisasi dan menciptakan tradisi teknologi dari tingkat paling sederhana.

Dampak Penyalahgunaan IPTEK Bagi Kehidupan
a. Nuklir
b. Efek rumah kaca
c. Polusi
d. Klonasi/kloning
Sains dan teknologi dapat berkembang melalui penemuan (discovery), penciptaan (invention), melalui berbagai bentuk inovasi dan rekayasa.
Kegunaan IPTEK bagi manusia sangat tergantung dari nilai, moral, norma, dan hukum yang mendasarinya. IPTEK tanpa nilai sangat berbahaya dan manusia tanpa IPTEK mencerminkan keterbelakangan.

Pengertian Sains Dan Teknologi
Sains adalah ilmu pengetahuan yang teratur (sistematis) yang dapat diuji kebenarannya sesuai realita.
Teknologi merupakan keterampilan manusia menggunakan sumber daya alam untuk memecahkan suatu masalah yang dihadapinya dalam kehidupan.

Makna Sains, Teknologi, dan Seni Bagi Manusia
Perkembangan Teknologi
Perkembangan IPTEK dapat mendatangkan kemakmuran materi. Dengan menggunakan cabang-cabang ilmu pengetahuan baru, kita dapat memperoleh hasil.
Iptek dan Nilai
Perkembangan iptek bergerak cepat, sehingga perlu ditanggapi dan dipersiapkan dalam menghadapinya sesuai kebutuhan pembangunan. Teknologi dapat membawa bencana, sebaliknya juga telah terbukti bahwa bagi mereka yang dapat memanfaatkannya, teknologi tersebut dapat menolong mereka dalam meningkatkan kesejahteraan hidupnya.

Manusia Sebagai Subjek dan Objek IPTEK
Dengan adanya kemajuan ilmu teknologi, manusia bisa menciptakan perlengkapan yang canggih untuk berbagai kegiatan sehingga dalam kegiatan kehidupannya tersedia berbagai kemudahan.

Makna dan Nilai IPTEK
Makna IPTEK
Perkembangan teknologi dapat menghasilkan kemakmuran bagi masyarakat. Sifat ketidakpuasan manusia mendorong kemajuan teknologi digunakan untuk memudahkan kehidupan manusia
Nilai IPTEK
IPTEK dikembangkan sesuai kebutuhan. Perkembangan iptek harus mampu menyesuaikan nilai yang dianut suatu masyarakat.

Tingkatan Teknologi berdasarkan penerapannya dapat dibagi menjadi:
1. Teknologi Tinggi (Hi-Tech)
Suatu jenis teknologi mutakhir yang dikembangkan dari hasil penerapan ilmu pengetahuan terbaru.
Contoh: komputer, laser, bioteknologi, satelit komunikasi, dsb.
Ciri-ciri teknologi ini adalah padat modal, didukung fasilitas riset dan pengembangannya, biaya perawatan tinggi, keterampilan operatornya tinggi dan masyarakat penggunanya ilmiah.
2. Teknologi Madya
Suatu jenis teknologi yang dapat dikembangkan dan didukung masyarakat yang lebih sederhana dan dapat digunakan dengan biaya dan kegunaan yang paling menguntungkan.
Ciri teknologi madya adalah :
Tidak memerlukan modal yang terlalu besar dan tidak memerlukan pengetahuan baru.
Penerapannya bersifat setengah paadat modal dan padat karya.
Unsur-unsur yang mendukung industrinya biasanya dapat diperoleh di dalam negeri dan keterampilan pekerjanya tidak terlalu tinggi.
3. Teknologi Tepat Guna
Teknologi ini dicirikan dengan skala modal kecil, peralatan yang digunakan sederhana dan pelaksanaannya bersifat padat karya. Biasanya dilakukan di negara-negara berkembang, karena dapat membantu perekonomian pedesaan, mengurangi urbanisasi dan menciptakan tradisi teknologi dari tingkat paling sederhana.

Dampak Penyalahgunaan IPTEK Bagi Kehidupan
a. Nuklir
b. Efek rumah kaca
c. Polusi
d. Klonasi/kloning

MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP (WORLDVIEW)

MATERI KESEBELAS

MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP (WORLDVIEW)


Pandangan hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan pegangan, pedoman, arahan, petunjuk hidup di dunia. Pendapat atau pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya.
Pandangan hidup dapat diklasivikasikan berdasarkan asalnya, terdiri dari 3 macam:
a. Pandangan hidup yang berasal dari agama, yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya
b. Pandangan hidup yang berupa ideologi yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada negara tersebut
c. Pandangan hidup hasil renungan, yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya
Sumber Pandangan Hidup
1. Agama (Islam memiliki nilai kebenaran mutlak)
2. Nilai-nilai budaya suatu bangsa
3. Pancasila
4. Hasil renungan seseorang hingga menjadi ajaran etika untuk hidup
Pandangan Hidup Muslim
Pedoman hidup: Al-Qur’an dan Sunnah
Dasar hidup: Islam
Tuntutan hidup:
Arah vertikal: mencari keridoan Allah SWT
Arah horizontal: kebahagiaan dunia dan akhirat (Q.S. Al-Baqarah:207), menjadi rahmat bagi segenap alam.


Ideologi
Apabila pandangan hidup itu diterima oleh sekelompok orang sebagai pendukung suatu orgnisasi, maka pandangan hidup itu disebut ideologi. Jika organisasi itu organisasi polotik, ideologinya disebut ideologi politik. Jika organisasi itu suatu negara maka disebut ideologi negara.
Pandangan hidup pada dasarnya mempunyai unsur-unsur:
I. Cita-cita
II. Kebajikan
III. Usaha
IV. Keyakinan/kepercayaan

MANUSIA DAN PERADABAN (CIVILIZATION)

MATERI KESEMBILAN

MANUSIA DAN PERADABAN (CIVILIZATION)

Arti Peradaban
Peradaban
adalah kebudayaan yang telah mencapai tingkat tertentu pada suatu masyarakat, yang tercermin dalam tingkat intelektual, keindahan, teknologi,dan spiritual.
Istilah peradaban dalam bahasa Inggris disebut civilization.
Istilah peradaban sering dipakai untuk menunjukkan pendapat dan penilaian kita terhadap perkembangan kebudayaan.
Pada waktu perkembangan kebudayaan mencapai puncaknya, yang berwujud unsur-unsur budaya yang bersifat halus, indah, tinggi, sopan, luhur, dan sebagainya, maka masyarakat pemilik kebudayaan tersebut dikatakan telah memiliki peradaban yang tinggi.


Istilah peradaban sering dipakai untuk hasil-hasil kebudayaan seperti kesenian, ilmu pengetahuan dan teknologi, adat sopan santun serta pergaulan. Selain itu juga menunjukkan kepandaian menulis, organisasi bernegara serta masyarakat kota yang maju dan kompleks.

Peradaban Memiliki Kaitan Erat Dengan Kebudayaan
Kebudayaan hakikatnya adalah hasil cipta, rasa, dan karsa manusia.
Kemampuan cipta (aqal): manusia menghasilkan ilmu pengetahuan.
Kemampuan rasa manusia melalui alat-alat inderanya menghasilkan beragam barang seni dan bentuk-bentuk kesenian.
Kemampuan karsa manusia: menghendaki kesempurnaan hidup, kemuliaan, dan kebahagiaan sehingga menghasilkan berbagai aktivitas hidup manusia untuk memenuhi kebutuhannya.
Hasil Atau Produk Kebudayaan Manusia Inilah yang Menghasilkan Peradaban
Setiap masyarakat atau bangsa dimana pun selalu berkebudayaan, tetapi tidak semua memiliki peradaban.
Peradaban merupakan tahap tertentu dari kebuayaan masyarakat tertentu yang telah mencapai kemajuan tertentu yang dicirikan oleh tingkat ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang telah maju.


Tinggi rendahnya peradaban suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh:
Kemajuan teknologi
Ilmu pengetahuan
Tingkat pendidikan
Kemampuan teknologi
menjadikan bangsa itu dianggap lebih maju dari bangsa-bangsa lain pada zamannya. Kemajuan teknologi bisa dilihat dari infrastruktur bangunan, sarana yang dibuat, lembaga yang dibentuk, dll.
Peradaban ditentukan pula oleh tingkat pendidikan; salah satu ciri yang penting dalam definisi peradaban adalah berbudaya (cultured). Orang yang cultured adalah juga yang lettered, artinya melek huruf (berpendidikan). Orang yang cultured adalah yang mampu menghayati dan memahami hasil kebudayaan adiluhung yang hanya bisa didapatkan dengan pendidikan yang tarafnya tinggi. Bangsa yang beradab adalah bangsa yang terdidik.

MANUSIA DAN PENDERITAAN

MATERI KEDELAPAN

MANUSIA DAN PENDERITAAN


Pernah menderita? Gara-gara diputusin pacar mungkin, atau gara-gara IP kamu jeblok semua sampe ortumu gak ngasih uang jajan selama satu semester... Waaahhh,,, parah. hihihi... Sebenarnya apa sih penderitaan itu???
Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa Sansekerta “dhra” yang artinya menahan atau menanggung.
Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Ada penderitaan lahir, batin, maupun lahir batin. Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang berat dan ada juga yang ringan.
Suatu peristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenikmatan dan kebahagiaan.
Penderitaan akan dialami oleh semua orang, hal itu sudah merupakan “resiko hidup”. Tuhan memberikan kesenangan atau kebahagiaan pada umat-Nya, tetapi juga memberikan penderitaan atau kesedihan yang kadang-kadang bermakna agar manusia sadar untuk tidak berpaling dari-Nya.

Bagi manusia yang tebal imannya, musibah yang dialaminya akan cepat dapat menyadarkan dirinya untuk bertobat kepada-Nya dan bersikap pasrah akan nasib yang ditentukan Tuhan atas dirinya. Kepasrahan karena yakin bahwa kekuasaan Tuhan memang jauh lebih besar dari dirinya, akan membuat manusia merasa dirinya lebih kecil dan menerima takdir. Dalam kepasrahan demikianlah akan diperoleh suatu kedamaian dalam hatinya, sehingga secara berangsur akan berkurang penderitaan yang dialaminya, dan pada akhirnya masih dapat bersyukur bahwa Tuhan tidak memberikan cobaan yang lebih berat dari yang dialaminya. Pasrah bukan berarti hanya berdiam diri dan tidak melakukan apapun untuk menyelesaiakan masalah yang kita hadapi. Akan tetapi kita juga harus berusaha agar bisa segera keluar dari kemelut yang menimpa kita. Adapun untuk hasil akhirnya kita serahkan pada Yang Mah Kuasa. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur'an,

Ù…َا Ø£َصَابَ Ù…ِÙ† Ù…ُّصِيبَØ©ٍ Ø¥ِÙ„َّا بِØ¥ِذْÙ†ِ اللَّÙ‡ِ ÙˆَÙ…َÙ† ÙŠُؤْÙ…ِÙ† بِاللَّÙ‡ِ ÙŠَÙ‡ْدِ Ù‚َÙ„ْبَÙ‡ُ ÙˆَاللَّÙ‡ُ بِÙƒُÙ„ِّ Ø´َÙŠْØ¡ٍ عَÙ„ِيمٌ

"Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." [At Taghaabun:11]


Penderitaan Pada Manusia

1. Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia
2. Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan / azab Tuhan
Pengaruh Penderitaan
Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh bermacam-macam pengaruh dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif maupun sikap negatif. Sikap negatif misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh diri, dsb. Sikap ini diungkapkan dalam peribahasa “sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tak berguna”, “nasi sudah menjadi bubur”. Kelanjutan dari sikap negatif ini dapat menimbulkan sikap anti, seperti anti pacaran, anti setia, anti sosial, anti pemerintah, dsb.
Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan, dan penderitaan itu adalah hanya bagian dari kehidupan.

MATERI KETUJUH

MATERI KETUJUH


KONSEP KEADILAN


Keadilan , adalah keseimbangan atau keharmonisan antara menuntut hak dan menjalankan kewajiban.
Aristoteles
: “ keadilan adalah kelayakan dalam tindakan manusia.” Kelayakan diartikan sebagai titik tengah diantara kedua ujung ekstrem yang terlalu banyak dan terlalu sedikit.
Plato: “ diproyeksikan pada orang. Orang yang adil adalah orang yang mengendalikan diri dan perasaannya dengan akal.”
Socrates: “ diproyeksikan pada pemerintahan. Keadilan tercipta bilamana setiap warga negara sudah merasakan bahwa pihak pemerintah sudah melaksanakan tugasnya dengan baik.” Alasannya, karena pemerintah adalah pimpinan pokok yang menentukan dinamika masyarakat.
Konsep keadilan ini perlu dipahami dan dihayati agar terciptanya homohumanus (manusia yang berbudaya, manusiawi, dan lembut).

“Macam-macam Keadilan”
Menurut sumbernya:
1. Keadilan individual, adalah keadilan yang bergantung pada kehendak baik atau kehendak buruk masing-masing individu.
2. Keadilan sosial, adalah keadilan yang pelaksanaannya bergantung pada struktur-struktur yang terdapat dalam bidang ekonomi, sosial budaya, dan ideologi.
Menurut jenisnya:
1. Keadilan legal (keadilan moral)
Terwujud bila setiap anggota dalam masyarakat melakukan fungsinya dengan baik menurut kemampuannya.
2. Keadilan distributif
Terwujud apabila hal-hal yang sama diperlakukan secara sama dan hal-hal yang tidak sama secara tidak sama pula.
Contoh: sistem penggajian/upah lulusan SMA dibedakan dengan lulusan sarjana.
3. Keadilan kumulatif
Terwujud apabila tindakannya tidak bercorak ekstrem sehingga merusak atau menghancurkan pertalian di dalam masyarakat dan masyarakat menjadi tidak tertib.
Keadilan kumulatif berguna untuk memelihara ketertiban masyarakat dan kepentingan publik.
“Ciri-Ciri Nilai Keadilan”
1. Tidak memihak
2. Sama hak
3. Sah menurut hukum
4. Layak dan wajar
5. Benar secara moral
Bila keadilan dijunjung dalam masyarakat, maka akan tercipta iklim kehidupan yang tentram, harmonis, dan sejahtera.
Dengan keadilan, maka:
a. Kesadaran adanya hak yang sama bagi setiap warga negara
b. Adanya kewajiban yang sama
c. Hak dan kewajiban untuk menciptakan kesejahteraan dan kemakmuran
Akibat ketidakadilan:
1. Kehancuran bagi dirinya dan orang lain yang ada di sekitarnya.
2. Terciptanya kezaliman.
a. Keadaan yang tidak lagi menghargai, menghormati hak-hak orang lain
b. Sewenang-wenang merampas hak orang lain
Bagaimana agar tercipta keadilan? Dengan:

1. Adanya tekad bahwa hanya dengan keadilan hidup akan berkah
2. Berlaku adil pada siapapun, hidup akan sukses.
3. Cari ilmu supaya mengetahui
a. Hak dan kewajiban serta aturan-aturan hidup lurus dan benar
b. Tahu hak Allah SWT, diri sendiri, orang tua, keluarga, dan umat
c. Orang yang kurang berilmu cenderung mudah berbuat zalim
d. Batasan antara yang benar (hak) dan salah (batil), tidak mengikuti hawa nafsu
4. Berusaha menyelesaikan masalah dengan data dan informasi yang benar dan akurat (dengan cross check agar keputusan tidak subjektif)
5. Menjadikan keadilan sebagai kunci kebahagiaan, keselamatan, kesuksesan, dan keharmonisan dalam hidup.
*)adil merupakan ciri seseorang yang taqwa kepada Allah(*
“berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada taqwa.”(Q.S. Al-Maidah:5)
Adil terhadap Allah:
Menyadari bahwa kita adalah ciptaan Allah, milik Allah, dan segalanya adalah titipan Allah.
Adil terhadap diri sendiri:
1. Perlakukan diri kita adil (kebutuhan jasmani dan rohani, bersih dari penyakit hati)
2. Ibadah yang tulus dan istiqomah
3. Jaga diri dari perbuatan dosa dan maksiat, maka hidup akan tentram.
“ hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar menegakkan keadilan, menjadi saksi karena Allah, walaupun terhadap diri sendiri.” (Q.S. Annisa: 135)
Adil terhadap orang tua:
Jadilah anak yang shaleh, berbakti, dan balas budi.
Adil terhadap orang lain:
Janganlah memanfaatkan kekuasaan dari amanah untuk kepentingan pribadi.
Mengayomi semua pihak, menegakkan hukum, jadi panutan yang baik.
_Pemimpin yang adil akan masuk surga_

MATERI KEENAM PENYEBAB SERTA AKIBAT HEDONISMEy

MATERI KEENAM

PENYEBAB SERTA AKIBAT HEDONISME

Apa itu Hedonisme???
Secara bahasa Hedonisme berasal dari kata latin yaitu Hedus atau Hedunus dan Isme. Hedus artinya adalah senang, bahagia, Happy dan Isme adalah paham.
Jadi Hedonisme adalah paham tentang kesenangan dunia, dan menjadikan kesenangan dunia sebagai tujuan akhir suatu kehidupan.

Penyebab Hedonisme
Ada dua faktor penyebab hedonisme, yaitu faktor ekstern dan faktor intern.
“Faktor Ekstern”
Derasnya arus industrialisasi dan globalisasi yang menyerang masyarakat merupakan faktor yang tak dapat dielakkan. Nilai-nilai yang dulu dianggap tabu, kini dianggap biasa. Media komunikasi, khususnya media iklan memang sangat bersinggungan dengan masalah etika dan moral. Melalui simbol-simbol imajinatif media komunikasi massa jelas sangat memperhitungkan dan memanfaatkan nafsu, perasaan, dan keinginan.
Abu Al Ghifari mengatakan bahwa,
“Dari semua tawaran pada media-media ini, tak jarang menjadikan seks sebagai sarana hiburan. Aurat untuk menarik massa yang tak layak disembunyikan lagi. Kini daerah-daerah aman wanita sudah tak ada lagi dari bidikan kamera film-film yang mempertontonkan bagian-bagian yang vital, sehingga televisi tak lebih dari hedonisme media masa kini.”
Dalam hal ini seluruh media informasi yang ada turut serta ambil bagian dalam menentukan paham hedonisme terjerat pada seseorang. Perilaku Hedonis tidak terlepas daripada pergaulan sesama dalam kota-kota besar yang lebih menyukai kesenangan dan kenikmatan. Pendapat di atas itu dibenarkan oleh dosen Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma, Inna Mutmainah. Dijelaskan oleh Inna, “Anak muda memang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan berkomunitas. Mereka paling senang nongkrong bersama kelompok dan teman-teman sebayanya.” Dalam bergaul ini, selalu ada tekanan dari dalam diri si anak untuk melakukan hal yang sama dengan teman satu kelompok. Nah, tekanan itu akan membuat dia mempertanyakan kembali nilai yang selama ini telah tertanam dalam dirinya. Jika seseorang tinggal dalam lingkungan yang hidupnya suka berfoya-foya, mengejar kenikmatan, maka dengan sendirinya orang tersebut akan mengikuti gaya hidup yang telah ditanamkan dalam lingkungan pergaulan tersebut.

“Faktor Intern”
Sementara itu dilihat dari sisi intern, lemahnya keyakinan agama seseorang juga berpengaruh terhadap perilaku sebagian masyarakat yang mengagungkan kesenangan dan hura-hura semata. Binzar Situmorang menyatakan bahwa, “Kerohanian seseorang menjadi tolak ukur dalam kehidupan sehari-hari, khususnya bagi mereka yang suka mengejar kesenangan.


Akibat Hedonisme
Manusia sangat antusias terhadap adanya hal-hal yang baru. Gaya hidup hedonis sangat menarik bagi mereka. Daya pikatnya sangat luar biasa, sehingga dalam waktu yang singkat muncullah berbagai fenomena akibat faham ini.

Cinta Diri Sendiri


Individualistis dan nafsu telah merasuki manusia modern pada saat ini. Begitu juga sikap untuk meraih kenikmatan yang berlebihan sangat kental mewarnai kehidupan pada zaman ini. Inilah pola hidup hedonis. Hidup saling gotong-royong dan bantu membantu yang merupakan ciri khas bangsa Indonesia seakan telah memudar.

Materialistis




Akibat lain yang timbul dari hedonisme adalah materialistis. Rick Wilkerson mengatakan bahwa, “Materialistis ialah penghargaan yang terlalu tinggi terhadap harta benda dan barang-barang material lainnya.” Sesungguhnya mereka memandang bahwa nilai tertinggi di dunia ini ada dalam materi (benda). Kalau demikian dapatlah diketahui bahwa betapa kuatnya hasrat untuk memiliki barang-barang untuk mencapai kenikmatan dan kebahagiaan bagi para hedonis ini. Malcolm Brownlee mengatakan bahwa, “hasrat untuk mendapat barang-barang dan uang dirangsang oleh pola hidup konsumtif masa kini sehingga nilai-nilai moral diancam.” Menghemat, hidup sederhana, kebaikan hati dan kemurahan hati makin berkurang. Hidup mewah, pemborosan, dan ketamakan makin bertambah. Karena hasratnya untuk mendapat barang-barang, banyak orang menjadi kurang peka kepada kebutuhan sesamanya dan kurang percaya kepada Allah. Orang-orang kristen juga hidup di tengah-tengah suatu peradaban yang duniawi, dan ada begitu banyak tekanan untuk menyesuaikan diri dengan situasi ini. Richard Foster mengatakan dalam bukunya Money, Sex and Power,
“Pemborosan yang menuruti kata hati merupakan suatu keranjingan jaman modern. Keinginan untuk mempunyai lebih, lebih, dan lebih lagi, jelas merupakan suatu psikosis, hal ini jelas melarikan diri dari kenyataan.”

Seks Bebas
Dewasa ini kita sering mendengar istilah “free sex” atau hubungan seks bebas. Bergonta-ganti pasangan dalam berhubungan seks, guna mendapatkan kenikmatan atau kebahagian. Gaya hidup semacan ini sering dijumpai di kota-kota besar. Orang tidak lagi bebas menggunakan seks sebagai tanda cinta kasih. Mereka tidak lagi memperhatikan pasangannya dengan hormat, lemah, lembut dan setia. Akan tetapi mereka menjadikan pasangan tersebut sebagai budak hawa nafsunya untuk mendapatkan kenikamatan sesaat. Pasangannya bukan lagi dijadikan sebagai manusia yang tercinta sedaging dengannya, akan tetapi bagaimana dia memanfaatkannya untuk memenuhi kebutuhan. Hidup adalah kesempatan untuk bersenang-senang bagi hedonis. Masa bodoh dengan pekerjaan, kuliah, yang penting senang, bahagia, dan mendapatkan kenikmatan setiap hari. Hal ini bisa dianggap sebagai efek fenomena free seks yang melanda kehidupan kaum muda sekarang ini. Tidak mengherankan ada beberapa mahasiwa dalam perguruan tinggi swasta yang hanya untuk memenuhi kebutuhan dalam pergaulan kota besar seperti harus memiliki handphone, pakaian dan dandanan yang bagus, maka mereka merelakan keperawanan mereka.

Mentalitas “Instan”

Selain beberapa fenomena yang terjadi di atas, ada kecenderungan untuk memilih lebih baik hidup enak, mewah, dan serba berkecukupan tanpa bekerja keras. Titel “remaja yang gaul dan funky” baru melekat bila mampu memenuhi standar tren saat ini. Artinya mentalitas instan membawa manusia untuk tidak usah melalui proses berbelit-belit, dalam hal mendapatkan suatu kebahagian. Jika ternyata ada jalan tikus yang enak untuk dilalui, maka dilewati saja tanpa mempedulikan salah atau tidak. Itulah yang menjadi prinsip untuk mendapatkan sesuatu.
Segalanya bisa diperoleh dengan uang dan kekuasaan. Bila demikian, otomatis semua urusan beres. Akhirnya, semboyan non scholae sed vitae discimus (belajar untuk bekal dalam menjalani kehidupan) pudar dan menghilang, kata, RB Yoga Kuswandono dalam Suara Harian Merdeka. Karena yang diutamakan bukan proses melainkan hasil. Jika bisa memperoleh hasil dengan cara simpel walaupun salah, mengapa tidak dilakukan? Untuk apa harus melalui proses panjang dengan pengorbanan, kalau toh hasilnya sama.
Koentjaraningrat juga menulis bahwa, dalam masyarakat kita sekarang timbul mentalitas yang suka menerobos yaitu, “nafsu untuk mencapai tujuannya secepat-cepatnya tanpa banyak kerelaan berusaha dari permulaan secara selangkah demi selangkah.” Kecenderungan modern yang mengikuti paham hedonisme ini sangat berbeda dengan tradisi-tradisi adat Indonesia, yang menekankan sikap yang cermat. Dewasa ini ada orang-orang yang ingin memamerkan taraf hidup yang mewah dalam waktu secepat-cepatnya tanpa kerelaan untuk juga mengunyah pahit getirnya masa permulaan berusaha.

Ampuuunnnn... Jangan sampai deh kita terjebak oleh yang namanya "hedonisme". Cintai hidup kita, tetap di jalan Allah, berpegang teguh pada agama.

MATERI KELIMA

MATERI KELIMA


Pada materi sebelumnya telah dijelaskan tentang pengertian serta asal muasal datangnya prasangka (prejudice). Naah, lalu gimana kelanjutan dari cerita prejudice ini? Tentunya dengan sangkut pautnya dalam kehidupan masyarakat. ini dia...

PRASANGKA DAN INTEGRASI MASYARAKAT
Integrasi masyarakat dapat diartikan sebagai adanya kerja sama dari seluruh anggota masyarakat mulai dari individu, keluarga, lembaga, dan masyarakat secara keseluruhan sehingga menghasilkan persenyawaan-persenyawaan berupa adanya konsensus nilai-nilai yang sama dijunjung tinggi.
Dalam hal ini terjadi akomodasi, asimilasi, dan berkurangnya prasangka-prasangka diantara anggota masyarakat secara keseluruhan.
Integrasi masyarakat akan terwujud jika terjadi pengendalian prasangka dalam masyarakat sehingga tidak terjadi konflik, dominasi, tidak banyak sistem yang tidak saling melengkapi.


“ Manusia Sebagai Makhluk Multi Dimensi”

Yaitu, manusia dapat dilihat dari dimensi fisik (jasmani), rohani (psikis), dan psikofisik (nafs) yang mendorong untuk bertingkah laku.
Psikofisik terbagi atas:
Qalbu, berkaitan dengan rasa / emosi.
Akal, berkaitan dengan potensi cipta / kognisi.
Nafsu, berkaitan dengan karsa / konasi.

Keindahan Identik Dengan Kebenaran: “ Segala yang Benar Mengandung Keindahan”
Sikap HALUS mencerminkan GAMBARAN HATI yang halus dan cinta kasih terhadap sesama. Dalam perwujudan sikap ramah, sopan, sederhana dalam pergaulan dimulai dalam keluarga.
Hubungan sosial dalam masyarakat yang HALUS mencerminkan masyarakat itu BERADAB dan BERBUDI.



Begitulah kelanjutan cerita singkat dari sang prejudice. Mau jadi orang yang HALUS, BERADAB, dan BERBUDI??? So, "jaga hati" and "always positive thinking"...

NILAI-NILAI KAHIDUPAN SOSIAL

MATERI KEEMPAT

NILAI-NILAI KAHIDUPAN SOSIAL


PRASANGKA (PREJUDICE)
PRASANGKA = SIKAP SOSIAL
Sikap, (Morgan:1966)
Adalah kecenderungan untuk merespons baik secara positif ataupun negatif terhadap orang, objek, atau situasi.
Kecenderungan merespons meliputi perasaan atau pandangannya yang tidak sama dengan tingkah laku.
Sikap seseorang bisa diketahui setelah bertingkah laku. Dalam sikap terkandung penilaian emosional berupa suka, tidak suka, senang, sedih, kecewa, benci, dsb.

“Komponen Sikap”
Kognitif : artinya memiliki pengetahuan mengenai objek sikapnya, terlepas pengetahuan itu benar atau salah.
Afektif : artimya dalam bersikap akan selalu mempunyai evaluasi emosional (setuju / tidak setuju) mengenai objek sikapnya.
Konatif : artinya kecenderungan bertingkah laku bila bertemu dengan objek sikapnya, mulai dari bentuk yang positif sampai tindakan yang negatif.



“Sebab-Sebab Terjadinya Prasangka”
Terdapat 5 pendekatan, yaitu:
1. Pendekatan Historis
Pendekatan ini didasarkan atas teori pertentangan kelas, yaitu menyalahkan kelas rendah yang inferior. Sementara mereka yang tergolong dalam kelas atas mempunyai alasan (justification) untuk berprasangka terhadap kelas rendah.
Contoh : kulit putih terhadap negro. Latar belakang sejarah bahwa kulit putih sebagai tuan dan negro sebagai budak.
2. Pendekatan Sosio Kultural dan Situasional
Pendekatan ini ditekankan pada kondisi saat ini sebagai penyebab timbulnya prasangka yang dapat dibagi dalam:
a. Mobilitas Sosial
Artinya kelompok orang yang mengalami penurunan status (mobilitas sosial ke bawah) akan selalu mencari alasan mengenai nasib buruknya (mengkambinghitamkan), tidak mencari penyebab sesungguhnya.
b. Konflik Antar Kelomppok
Prasangka merupakan realitas dari dua kelompok yang bersaing, tidak selalu disebabkan oleh kondisi ekonomi.
c. Stigma Perkantoran
Bahwa ketidakamanan atau ketidakpastian di kota disebabkan oleh noda yang dilakukan kelompok tertentu.
d. Sosialisasi
Prasangka dalam hal ini muncul sebagai hasil dari proseas pendidikan orang tua atau masyarakat sekitar melalui proses sosialisi mulai kecil hingga dewasa.
3. Pendekatan Kepribadian
Disebut juga sebagai “teori frustasi agregasi”. Kepribadian sebagai penyebab prasangka. Frustasi merupakan kondisi yang cukup untuk timbulnya tingkah laku agresif.
4. Pendekatan Fenomenologis
Ditekankan pada bagaimana individu memandang atau mempersiapkan lingkungannya. Sehingga persepsi-lah yang menyebabkam prasangka.
5. Pendekatan Native
Prasangka lebih menyoroti objek prasangka dan tidak menyoroti individu yang berprasangka.
Contohnya: sifat-siifat orang kulit putih menurut orang negro atau sifat-sifat orang negro menurut orang kulit putih.

“ Mengurangi Prasangka”
* Perbaikan kondisi sosial ekonomi
* Melalui pendidikan (perluasan kesempatan belajar)
* Mengadakan kontak diantara kedua kelompok yang berprasangka (terbuka dan bersikap lapang)
* Permainan peran (playing role), disini orang yang berprasangka disuruh menjadi korban prasangka (akan merasakan, mengalami, dan menghayati), sehingga akhirnya tidak akan berprasangka dan berperilaku diskriminatif.

MANUSIA DAN CINTA KASIH



Menurut kamus bahasa Indonesia W.J.S Poerwadarminta, cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasihan.
Cinta memegang peranan yang penting dalam kehidupan manusia, sebab cinta merupakan landasan dalam kehidupan perkawinan, pembentukan keluarga dan pemeliharaan anak, hubungan yang erat di masyarakat dan hubungan manusiawi yang akrab. Demikian pula cinta adalah pengikat umat dengan Tuhannya agarmanusia dapat menyembah Tuhan dengan ikhlas, mengikuti perintah-Nya dan berpegang teguh pada syariatnya.
Cinta yang dikemukakan oleh Dr. Sarlito W sarwono memiliki 3 unsur yaitu : keterkaitan, keintiman, kemesraan.
KETERKAITAN
Adalah adanya perasaan untuk hanya bersama dia, segala prioritas untuk dia, dan tidak mau pergi dengan orang lain, kalau janji dengan dia harus ditepati, ada uang sedikit beli oleh-oleh untuk dia.
KEINTIMAN
Yaitu adanya kebiasaan-kebiasaan dan tingkaha laku yang menunjukan bahwa antara anda dengan dia sudah tidak ada jarak lagi.
KEMESRAAN
Yaitu adanya rasa ingin membelai atau dibelai, rasa kangen kalau jauh/lama tidak bertemu, adanya ucapan-ucapan yang mengungkapkan rasa sayang, dan seterusnya.
Menurut Dr. Abdullah Nasih Ulwan dalam bukunya “magement cinta”, cinta adalah perasaan jiwa dan gejolak hati yang mendorong seseorang untuk mencintai kekasihnya dengan penuh gairah, lembut, dan kasih sayang. Cinta memilki 3 tingkatan :
• Cinta tingkat tertinggi adalah cinta kepada ALLAH, Rasulullah dan berjihad dijalan ALLAH.
• Cinta tingkat menengah adalah cinta kepada orang tua, anak, saudara, istri/suami, dan kerabat.
• Cinta tingkat terendah adalah cinta yang lebih mengutamakan cinta keluarga, kerabat, harta dan tempat tinggal.
Cinta adalah rasa sangat suka atau sayang (kepada) ataupun rasa sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih artinya perasaan sayang atau cinta (kepada) atau sangat menaruh belas kasihan. Dengan demikian cinta kasih dapat diartikan sebaagai perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang disertai dengan belas kasihan.
Terdapat perbedaan antara cinta dan kasih. Cinta lebih mengandung pengertian tentang rasa yang mendalam sedangkan kasih merupakan pengungkapan untuk mengeluarkan rasa, mengarah kepada yang dicintai. Cinta bukanlah nafsu. Perbedaan cinta dan nafsu:
o Cinta bersifat manusiawi
o Cinta bersifat rokhaniah sedangkan nafsu bersifat jasmaniah
o Cinta menunjukkan perilaku memberi, sedangkan nafsu cenderung menuntut
Cinta juga selalu menyatakan unsur-unsur dasar tertentu, yaitu:
• Pengasuhan, contohnya cinta seorang ibu kepada anaknya
• Tanggung jawab, adalah tindakan yang benar-benar berdasarkan atas suka rela
• Perhatian, merupakan suatu perbuatan yang bertujuan untuk mengembangkan pribadi orang lain, agar mau membuka dirinya
• Pengenalan, merupakan keinginan untuk mengetahui rahasia manusia
Cinta Menurut Ajaran Agama
o Cinta diri
o Cinta kepada sesama manusia
o Cinta seksual
o Cinta kebapakan
o Cinta kepada Allah
o Cinta kepada Rasul
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjjMMG7WxOZF5o2c9CNcIBRSbcGsuio7qjoUb0VO4e8U8rJ_IP0wTF0OGouTZVPZIo0c021bQg9N3x79f-wOrO48zVYAuK_BciNLsdqEM75mGpzy-J0vMJMH03I7iaY8T30f_R-cu8XdU8u/s1600/19337_1305102954193_1429089956_30871938_582366_n.jpg


KASIH SAYANG, pengertian kasih sayang menurut kamus umum bahasa Indonesia karangan W.J.S Poerwadarmintaadalah perasaan sayang, perasaan cinta/perasaan suka kepada seseorang. Dalam kasih sayang sadar/tidaj sadar dari masing-masing pihak dituntut tanggung jawab, pengorbanan, kejujuran, saling percaya, saling pengertian, saling perhatian, saling percaya, dan saling terbuka, sehingga keduanya merupakan kesatuan yang bulat dan utuh.
Kemesraan, kemesraan berasal dari kata dasar mesra yang artinya perasaan simoati yang akrab. Kemesraan ialah hubungan yang akrab baik pria wanita yang sedang dimabuk asamara maupun yang sudah berumah tangga. Kemesraan adalah suatu perwujudan dari cinta kemesraan dapat menimbulkan daya kreativitas manusia. Dengan kemesraan orang dapat menciptakan berbagai bentuk seni sesuai dengan kemampuan dan bakatnya.
Pemujaan, adalah salah satu menifestasi cinta manusia terhadap Tuhannya yang diwujudkan dalam bentuk komunikasi ritual. Kecintaan manusia kepada tuhan tidak dapat dipisahkan daai kehidupan manusia. Hal ini adalah karena pemujaan kepada tuhan adalah inti, nilai dan makna kehidupan yang sebenarnya, pemujaan-pemujaan ini sebenarnya karena manusia ingin berkomunikasi dengan tuhannya hal ini berarti manusia mohon ampun atas semua dosanya, mohon perlindungan, mohon dilimpahkan kebijaksanaan, agar ditunjukan jalan yang benar, mohon ditambahkan segala kekurangan yang ada padanya dan lain-lain.
Belas Kasihan, perbuatan atau sifat menaruh belas kasihan adalah orang yang berahlak. Manusia mempunyai potensi untuk berbelas kasihan. Masalahnya sanggupkah ia menggugah potensi belas kasihannya itu. Dalam esai on love ada pengertian bahwa cinta adalah rasa persatuan tanpa syarat. Itu berarti dalam belas kasihan tidak terkandung unsure pamrih. Belas kasihan yang kita tumpahkan benar-benar keluar dari libuk hati yang ikhlas. Cara-cara menumpahkan belas kasihan tergantung kepada situasi dan kondisi. Ada yang memberikan uang dan ada yang memberikan barang, ada yang memberikan pakaian, makanan, dan sebagainya.
Cinta Kasih Erotis, cinta kasih erotis adalah kehausan akan penyatuan yang sempurna, akan penyatuan dengan seseorang lainnya. Pada hakekatnya cinta kasih tersebut bersifat ekslusif, bukan universal, dan juga barangkali merupakan bentuk cinta kasih yang tidak dapat dipercaya.

ISBD 1 A Iis nurpitasari


 Materi ini saya dapatkan saat pertama kali berkenalan dengan ISBD. Tepatnya pada hari Senin, 21 Februari 2011, gd. B-II-09 STKIP Garut yang disampaikan oleh Drs. Ana Maulana, M.Pd (dosen ISBD)
Pendahuluan
Setiap negara memiliki asal-usul serta idiologi yang berbeda. Akibat adanya idiologi yang dianut tersebut, maka terbentuklah suatu kepribadian. Dengan adanya kepribadian bangsa Indonesia , diharapkan terbentuknya manusia Indonesia yang unggul (cerdas) secara intelektual, anggun secara moral, kompeten menguasai IPTEK, serta memiliki komitmen tinggi untuk berbagai peran sosial. Berdasarkan harapan-harapan tersebut, terbentuklah stratifikasi sosial (lapisan masyarakat) dalam kehidupan yang membedakan satu sama lainnya, baik berdasarkan kemampuan intelektual, kemampuan ekonomi, kemampuan dalam bidang keagamaan, maupun kemampuan lainnya. Selain itu, kemampuan tersebut menunjukkan apakah suatu kelompok termasuk “rural community” atau “urban community”.
Setiap manusia tidaklah sama. Mereka mempunyai ciri khas masing-masing. Begitu pula halnya dengan kelompok peradaban manusia. Ciri khas atau kepribadian manusia barat tentunya berbeda dengan kepribadian manusia timur, baik dalam hal pengetahuan, sikap terhadap alam, cita-cita hidup, status personal, maupun perbedaan lainnya. Namun dibalik semua perbedaan tersebut, terdapat pula persamaan diantara keduanya.
Dalam setiap kebudayaan selalu terdapat ilmu pengetahuan sains dan teknologi yang digunakan sebagai acuan untuk menginterpretasi dan memahami lingkungan beserta isinya. Perkembangan IPTEK yang cepat perlu ditanggapi dan dipersiapkan dalam menghadapinya sesuai kebutuhan. Berbicara tentang teknologi tidak lepas dari yang namanya globalisasi. Hal ini dikarenakan globalisasi sebagai dampak dari adanya perkembangan teknologi. Lahirnya globalisasi tersebut dapat menyebabkan perubahan tatanan kehidupan masyarakat dalam berbagai bidang. Perubahan terbesar yang dialami oleh bangsa Indonesia sebagai dampak globalisasi tersebut adalah dalam bidang pendidikan dan kehidupan sosial masyarakat.

Kondisi Pendidikan Indonesia Kini
Komersialisasi Pendidikan




Melihat realita yang terjadi di negeri ini, suasana pendidikan kita memang sangat memilukan. Hal ini terjadi akibat dari dampak negatif globalisasi yang melahirkan sekulerisasi pendidikan, politisasi pendidikan, serta over spesialisasi. Hal ini membuat saya teringat akan pertanyaan yang terdapat dalam salah satu artikel yang dibuat oleh Prof.DR.Soedijanto.MA. Pertanyaannya adalah, "pendidikan nasional seperti apa yang mampu mencerdaskan kehidupan bangsa? Jawaban singkatnya: pendidikan yang bermakna proses pembudayaan. Pendidikan yang demikian akan dapat memajukan kebudayaan nasional Indonesia ." Sementara itu, kondisi pendidikan Indonesia kini adalah sebagai berikut:
  1. Arah pendidikan kurang jelas;
  2. Pendidikan sebagai barang mahal;
  3. Pendidikan tidak merata;
  4. Penyelewengan dana pendidikan cukup tinggi;
  5. Kurang penghargaan pada guru/dosen;
  6. Kualitas dan kuantitas guru/dosen kurang;
  7. Pendidikan kepribadian kurang mendapat perhatian serius;
  8. Mencetak tukang.
     Coba kita renungkan, sistem pendidikan yang seperti inikah yang dapat mencerdaskan kehidupan bangsa?
        
        Kondisi Masyarakat Indonesia Kini 
Merajalelanya sekulerisasi, modernisasi, teknologi, dan universalisme, menyebabkan perubahan gaya hidup masyarakat Indonesia. Sungguh mengerikan saat kita melihat perilaku generasi muda jaman sekarang. Disadari atau tidak, beginilah potret kehidupan kita saat ini: 

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhRRxc9Av_MBszl_v2yxJHLFmKn_LuwLZxWj8G-TNS79V3lGhrBh1kanSXRXsHpOVj6x4vULjbD5h7i8_MAWLCRQsRdD-HUpbNQ_lTuisPAZ3Gso0Kmmd3SYo2tsh58Ns7a2VNAZyPVodw/s200/fundamental.jpghttp://susie89.webuda.com/wp-content/uploads/2010/12/selfish.jpg 
  1. Egois;                                                                                                                        
  2. Individualis;
  3. Materialistis;                          
  4. Sekuler;   
  5. Hedonis;                                                                                    
  6. Krisis akhlak;
  7. Agama sebagai simbul.

Adapun yang menjadi filter agar tidak terjadi hal-hal yang disebutkan di atas adalah dengan memperkuat landasan rohani, landasan filsafat, dan landasan histori, sehingga tercapai manusia yang homo humanus (manusiawi, berbudaya, halus). Dengan adanya filter tersebut maka diharapkan karakteristik masyarakat madani, sesuai dengan visi Indonesia 2020. Yaitu terbentuknya masyarakat yang:
1.    Religius;
2.    Demokrasi;
3.    Kepastian hukum;
4.    Egalitarian;
5.    Penghargaan terhadap human dignity;
6.    Kemajuan budaya dan bangsa dalam satu kesatuan.  
http://rangeradith.files.wordpress.com/2010/10/diskusi.jpg
 Semoga tulisan ini bermanfaat serta dapat menjadi motivasi bagi kawan-kawan, khususnya bagi penulis untuk terus berkarya membangun negeri ini menjadi lebih baik lagi. Samoga goresan-goresan luka yang menoreh bumi pertiwi tak membusuk meninggalkan virus-virus kehancuran di masa yang akan datang. Sadar dengan kekurangan yang ada dalam tulisan ini, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan.